bandungarchitect.com "DESIGN ARCHITECTURE UNIQUE"

tips and trik agar rumah tidak terendam banjir

Musim hujan penuh barokah,,musim hujan penuh ujian
Ini tips and trik agar rumah tidak terendam banjir..

Tiba saatnya masuk musim penghujan,hujan identik dengan turunnya rezeki dan barokah dari yang maha kuasa,,limpahan air dapat menyuburkan tanaman,sebagai minum dan sumber air bagi makhluk hidup, membuat cadangan air untuk persiapan sumur-sumur menghadapi musim kemarau nanti,dsb.

Tapi,keseimbangan alam yang tidak seimbang, mungkin menjadi salah satu penyebab hujan menjadi penyebab banjir dimana-mana terutama di kota-kota besar akhir-akhir ini,,hutan dan ladang didaerah penyangga alih fungsi jadi perumahan,kota minim penyerapan dan taman-taman,,saluran dan got-got mampet,dan seterusnya..

Ketika bencana itu terulang dan terus terulang dan belum ada penyelesaian/solusi dari pemerintah setempat. apakah kita hanya bisa diam dan seolah pasrah untuk bencana terulang di musim hujan berikutnya..

Banjir bukan hanya tanggung jawab pemerintah,tapi juga tanggung jawab bersama untuk sama-sama menanggulanginya dan mencegah untuk berulang...

Tapi ya sudah lah,,memang sulit membereskan soal banjir ini terutama untuk skala kota..Tetapi langkah kecil kita dalam skala perorangan/ keluarga,mungkin bisa  untuk meminimalisir masalah banjir kota dimasa yang akan datang..

Apa saja langkah kecil kita:

1. Tidak buang sampah sembarangan di tempat umum..
   Memang himbauan ini klise,tapi masyarakat Indonesia masih sulit buat mempraktekannya,sampah anorganik jelas menghambat penyerapan air pada tanah,membuat mampet saluran,dll. 

2. Membuat rumah sistem rumah Panggung
     Rumah panggung memang salah satu solusi nenek moyang kita dahulu untuk menghindari bahaya banjir (bencana banjir mungkin dulu juga ada),serangan hewan buas,seperti ular,dll..Dengan rumah sistem panggung,penyerapan air hujan ke tanah tidak terganggu..Masalahnya masyarakat masih enggan,karena mungkin khawatir kolong rumah jadi sarang tikus..desain rumah panggung  dengan ram ataupun  rumah  panggung terapung mungkin akan jadi solusi rumah panggung kelak tanpa gangguan hewan.
       
3.Memuat resapan tanah sebanyak mungkin di pekarangan rumah
   Pemerintah daerah dan arsitek terus menggalakan program resapan tanah,biopori,persentase koofesien Dasar Bangunan(KDB) yang membatasi antara RTH(ruang terbuka hijau) dan luas bangunan terbangun,,,tapi kenyataannya,kadang dengan  membangun  rumah tanpa IMB dan tanpa arsitek,mengakibatkan pembangunan rumah tak terkontrol,dan cenderung menghabiskan lahan., sehingga resapan untuk    air hujan ke tanah tidak ada,.
   

4. Membuat Rain Harvesting/bak penampungan air hujan
    Ketika rumah tidak lagi memiliki atau minim ruang terbuka hijau sebagai media penyerapan air hujan,,terpaksa sistem rain harvesting/bak penampungan air hujan dengan roof catchment/ tangakapan atap menjadi salah satu  solusi lainnya. Air hujan yang turun dari atap,di salurkan dan di kumpulkan kedalam bak   penampungan dengan overflow ke saluran luar,,bisa grounded(tertanam dalam tanah)agar menghemat ruang atau bisa juga diletakan  diatas lantai di area yang tidak terlalu terpakai/ruang mati. air tampungan bisa dipergunakan untuk kebutuhan air sehari-hari.



5. Tinggalkan paradigma /mindset harus memiliki rumah grounded
       Di negara-negara maju, harga tanah di kota sangat mahal,orang tinggal di apartemen dengan area yang lebih terbatas, disana hanya orang-orang kaya yang memiliki rumah grounded,,itupun lokasinya jauh di pinggiran kota..Di Indonesia, rumah susun dan apartemen dimiliki oleh orang kaya dan investor, Rusun kurang laku, sebagian besar orang lebih mengejar rumah kecil yang lebih murah meskipun letaknya di pinggir kota atau di kota tetangga. Ini yang menyebabkan masalah baru, daerah green belt/buffer/daerah penyangga menjadi alih fungsi dan habis terbangun,daerah resapan tidak ada, sehingga kota menjadi banjir. Maka tak salah,pemerintah terus menggalakan hunian vertikal yang murah.
Tinggal kita nya nih,mau move on atau tidak..

   Mungkin itu salah lima solusi mengurangi banjir,yang mungkin banyak cara -cara lain yang lebih efektif dan lebih sederhana.

Mari kita bersama-sama kembalikan hakikat hujan sebagai berkah,dengan memulainya dari diri kita sendiri,keluarga dan lingkungan masing-masing..